PENDEKATAN INQUIRI TERDIFERENSIASI DAN METODE DEMONSTRASI TERKONTEKTUAL UNTUK MENULIS PARAGRAF NARATIF
PENDEKATAN INQUIRI TERDIFERENSIASI DAN METODE DEMONSTRASI TERKONTEKTUAL UNTUK MENULIS PARAGRAF NARATIF
https://www.youtube.com/watch?v=F-nkSilcotM
By Erdin, S.Pd.
Assalamualaikum
warrahmatullahi wabarrakaatuh. Salam bahagia bagi guru – guru hebat. Semoga
rahmat allah senantiasa tercurah untuk kita semua dan sholawat untuk baginda
Muhammad rasulullah. Bapak/Ibu guru hebat, pembaca yang budiman. Mengajarkan
mata pelajaran Bahasa Indonesia terkadang terasa sulit. Apalagi kalua yang kita
ajarkan pada siswa kelas empat dengan usia 10 tahun. Dimana anak – anak
tersebut masih berada pada tahap operasional konkrit, yaitu dalam bernalarnya
memecahkan masalah bersifat konkrit atau actual. Menurut saya melatih anak –
anak pada usia ini menulis yang baik dan benar sebenarnya sangat mudah. Yaitu
dengan pendekatan inquiri terdiferensiasi dan metode demonstrasi
terkontekstual. Bagaimana caranya ? yuk kita simak hasil refleksi berikut ini.
Hari
ini saya mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan Tujuan Pembelajaran
“Peserta Didik mampu menulis paragraph
naratif”. Saya tidak menyangka bahwa peserta didik akan sangat antusias
mengikuti pelajaran ini, serta hasilnya sangat memuaskan. Pendekatan yang saya
gunakan adalah pendekatan Inquiri Terdiferensiasi dengan metode demonstrasi.
Langkah – langkah kegiatan yang saya lakukan mengikuti alur atau sintak
pendekatan Inquiri terdiferensiasi seperti mengajukan pemahaman awal,
memberikan stimulus seperti pertanyaan pemantik, meminta siswa mengumpulkan
informasi dan mengolahnya, melakukan tindakan/penyelidikan lebih lanjut,
menyimpulkan , kemudian refleksi.
Sekarang
saya uraikan lebih jelas supaya mudah dipahami dan dipraktikan. Langkah –
langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Pertama
saya menyiapkan siswa seperti berdo’a, presensi, dan sebagainya seperti
biasannya dikegiatan pembuka
2. Setelah
siswa memahami tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajarannya, saya lanjutkan
dengan mengajukan pertanyaan pemantik. Contoh pertanyaan pemantik yang saya
ajukan adalah Siapa yang pernah
menceritakan suatu objek atau benda kepada orang lain ? bagaimana cara kalian
menceritakannya ? hal – hal apa saja yang perlu kalian ceritakan supaya orang
lain memahaminnya ?
3. Setelah
mengajukan pertanyaan pemantik dan menggali jawaban peserta didik, saya
melanjutkan dengan tanyajawab dengan memodelkan sebuah benda yang saat itu
adalah buku. Saya meminta peserta didik
untuk membuat kalimat dari objek yang saya tunjukan. Terserah peserta
didik memulai dari mana. Kalimat –
kalimat yang disebutkan oleh peserta didik
itu saya catat dipapan tulis. Tidak mengapa belum runtut.
4. Kemudian,
setelah kalimat – kalimat dirasa sudah tidak ada lagi, maka meminta peserta
didik menyusunnya dalam bentuk paragraf utuh.
Contoh
kegiatan seperti ini :
a. Mengumpulkan
kalimat dari objeknya berupa buku.
- Buku
Pak Erdin sampulnya berwarna merah dan kuning
- Buku
pak Erdin di sampulnya juga terdapat tulisan berbahasa Arab
- Buku
pak Erdin bagus
- Buku
pak Erdin berbentuk segi empat berupa persegi panjang
- Di
sampul depan buku pak Erdin ada tulisan zuz amma berwarna hitam tebal
- Buku
pak Erdin terdiri dari 95 halaman
b. Menyusunnya
menjadi paragraph naratif yang utuh.
Setelah kalimat
– kalimat terkumpul seperti pada poin a diatas. Maka disinilah saya meminta
anak – anak secara klasikal menyusun kembali dalam bentuk paragraph yang utuh.
Saya mengingatkan bahwa saat menyusunnya dalam paragraf yang utuh tidak mengapa
beberapa kosa kata dihilangkan. Yang terpenting kalimat dalam paragrafnya
runtut atau logis.
Contoh paragraph
yang sudah disusun oleh anak – anak :
“Judul : Buku
Pak Erdin”
“Buku Pak Erdin
bagus. Sampulnya berwarna merah dan kuning. Juga terdapat tulisan berbahasa
Arab. Bukunya berbentuk segi empat berupa persegi panjang. Di sampul depan juga
terdapat tulisan zuz amma berwarna hitam tebal. Bukunya berjumlah 95 halaman”.
5. Setelah
kalimat – kalimat yang disebutkan oleh peserta didik tersusun menjadi
paragraph, saya mengajak anak – anak untuk diskusi secara klasikal. Saya selaku
moderator dan fasilitator mengajak anak – anak untuk bernalar atau berfikir.
Apakah menulis paragraph naratif itu sulit ? taukah kamu apa itu paragraph
naratif ?. Pertanyaan ini memang membutuhkan pertanyaan acuan untuk memandu
mereka bias menjelaskannya. Namun, kita kembali pada tujuan pembelajarannya
adalah menulis. Artinya menjelaskan hanya sebagai tambahan untuk menggambarkan
pemahaman peserta didik.
6. Terakhir
saya tantang peserta didik dengan menuliskan sendiri paragraph naratif. Untuk
memudahkan penilaian saya meminta kesepakatan yaitu menentukan objek untuk
dijadikan bahan tulisan. Peserta didik menyepakati objeknya adalah kursi
sebagaimana pada gambar berikut :
Gambar
kursi
Sumber:
foto pribadi penulis
Kemudian
siswa menulis sesuai dengan apa yang mereka amati dari objek tersebut. Tugas saya
sebagai guru sekaligus fasilitator adalah mengelilingi siswa yang sedang
menulis untuk memberikan bantuan dan bibingan bagi yang memerlukannya. Berikut
saya sajikan juga hasil tulisan siswa. Hasil tulisan ini merupakan
representative dari beberapa tulisan siswa. Ini saya ambil secara acak saja.
Sumber
: foto pribadi penulis
DEMIKIAN
YANG DAPAT SAYA BAGIKAN PADA KESEMPATAN INI, SEMOGA MENDAPATKAN INSPIRASI BAGI
SAUDARA PEMBACA YANG BUDIMAN. Salam sehat dan bahagia. Jangan lupa dibagikan
kepada banyak orang supaya kita sama – sama mendapatkan pahalannya. Amin.
Wassalamualaikum
warrahmatullahi wabarrakaatuh.
Komentar
Posting Komentar