JURNAL MINGGU 8
Dari point – point diatas merupakan hal baru dan sangat baru bagi saya . namun, ini merupakan tantangan sendiri bagi kami dalam menyelesaikannya. Tantangannya adalah kami meyelesaikan selama tiga hari. Sementara materinya sangat detail pembahasannya. Hal ini memacu adrenalin untuk segera menyelesaikannya, tetapi harus membekas pada benak dan hati. Karena materi ini nanti merupakan pondasi bagi Calon Guru Penggerak dalam menciptakan budaya positif di sekolah ataupun kelas.
Adapun inti yang dapat saya pahami dari materi eksplorasi konsep budaya positif ini adalah :
1. Pada dasarnya siswa tidak dapat dikontrol dari luar, tetapi dirinya sendirilah yang dapat mengontrol dan menentukan tujuan hidupnya. Hanya saja selama ini seolah orang lain yang mengontrol atau seolah guru mengontrol itu disebabkan siswa memilih untuk dikontrol. Point penting bagi saya tentang teori kontrol tentang dunia adalah menitikberatkan pada diri sendiri untuk mengontorl. Karena setiap manusia memiliki cara yang berbeda – beda, dan hanya mampu berkolaborasi untuk menciptakan hal baru dari sebuah kesepakatan.
2. Manusia memiliki tiga motivasi untuk memperoleh sikap disiplin atau nilai – nilai yaitu menghindari ketidaknyamanan atau hukuman, mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain, menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.
3. Mengubah peraturan menjadi keyakinan. Karena keyakinan dapat mendorong seseorang untuk merubah dirinya kearah yang lebih baik sesuai dengan nilai – nilai yang ia yakini misalnya tanggungjawab, saling menghormati, keselamatan, keamanan, kesehatan dan lain – lain.
4. Pada dasarnya sikap manusia dalam hal ini siswa dipengaruhi oleh kebutuhan dasarnya antara lain : kebutuhan bertahan hidup, kebutuhan cinta dan kasih sayang, kebutuhan akan penguasaan, kebutuhan akan kebebsan, dan kebutuhan akan kesenangan.
5. Untuk mengatasai masalah indisiplin pada diri siswa ini guru diberikan lima posisi kontrol pada materi yang saya pelajari ini, antaralain : Penghukum, Pembuat Orang Merasa Bersalah, teman, Monitor/Pemantau, Manajer.
6. Untuk mengatasi atau menyelesaiakan masalah siswa yang indisiplin atau bermasalah adalah dengan cara restitusi. Pada restitusi ini siswa diberi solusi secara berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah, sehingga membantu siswa untuk mememenuhi kebutuhannya, mengatasi masalahnya, dan mencapai tujuannya. Dimana pada restitusi ini ada tiga yaitu Menstabilkan Identitas/Stabilize the identity, Validasi Tindakan yang Salah/ Validate the Misbehavior, Menanyakan Keyakinan/Seek the Belief.
Pada pembelajaran materi konsep budaya positif ini, menurut saya tidak ada hambatan yang signifikan. Hanya saja, karena materinya banyak, mungkin perlu penambahan waktu. Dengan penambahan waktu dimungkinkan untuk di kaji lebih mendalam lagi. Tetapi, pada hakekatnya ini bukanlah hambatan bagi saya.
Perasaan saya saat mempelajari materi ini sangat menarik, menantang, dan termotivasi lagi menjadi guru. Dimana, dengan memahami materi ini, saya menjadi lebih yakin dalam membina karakter- karakter siswa dalam disiplin positif. Saya dapat memahami faktor yang memicu munculnya masalah pada seorang siswa yaitu kurangnya kebutuhan dasar pada diri anak tersebut. Dengan mempelajari materi ini, saya memperbaharui aturan kelas yang saya buat dikelas menjadi keyakinan kelas. Dimana siswa diberi kesempatan untuk menuliskan apa yang merupakan keyakinan mereka dan menempelkan pada papan keyakinan kelas yang telah dibuat. Siswa pun menjadi semangat dan memahami apa yang merupakan keyakinan kelas mereka sebagai hasil dari sebuah kesepakatan bersama. Berikutnya juga, dikelas saya setelah mempelajari materi ini ternyata ada yang sama masalahnya pada kasus yang saya pelajari yaitu ada dua siswa laki – laki yang tidak mau menyelesaikan tugasnya, nilai mereka sangat kurang, dan saat ditanya mengapa tidak mau menyelesaikan tugas ? dan apa masalah mu yang membuat kamu tidak mau menyelesaikan tugas – tugas dari saya ? mereka hanya senyum – senyum saja. Dari kasus ini, berdasarkan materi yang saya pelajari, mereka kurang kasih sayang, dan kebebasan, oleh sebab iu saya mencoba dengan posisi kontrol teman dan manajer, dengan restitusi menanyakan keyakinan kelas yang telah dibuat. Dan akhirnya mereka mengaku ingin merubah sikapnya tersebut dengan lebih bertanggung jawab. Namun, menjadi PR yang besar bagi saya, karena akan terus memantau perubahannya. Ya... semoga ada perubahan. Jikapun tidak, mungkin salah dari saya sebagai gurunya dalam menerapkan konsep disiplin positif ini.
Adapun inti yang dapat saya pahami dari materi eksplorasi konsep budaya positif ini adalah :
1. Pada dasarnya siswa tidak dapat dikontrol dari luar, tetapi dirinya sendirilah yang dapat mengontrol dan menentukan tujuan hidupnya. Hanya saja selama ini seolah orang lain yang mengontrol atau seolah guru mengontrol itu disebabkan siswa memilih untuk dikontrol. Point penting bagi saya tentang teori kontrol tentang dunia adalah menitikberatkan pada diri sendiri untuk mengontorl. Karena setiap manusia memiliki cara yang berbeda – beda, dan hanya mampu berkolaborasi untuk menciptakan hal baru dari sebuah kesepakatan.
2. Manusia memiliki tiga motivasi untuk memperoleh sikap disiplin atau nilai – nilai yaitu menghindari ketidaknyamanan atau hukuman, mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain, menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya.
3. Mengubah peraturan menjadi keyakinan. Karena keyakinan dapat mendorong seseorang untuk merubah dirinya kearah yang lebih baik sesuai dengan nilai – nilai yang ia yakini misalnya tanggungjawab, saling menghormati, keselamatan, keamanan, kesehatan dan lain – lain.
4. Pada dasarnya sikap manusia dalam hal ini siswa dipengaruhi oleh kebutuhan dasarnya antara lain : kebutuhan bertahan hidup, kebutuhan cinta dan kasih sayang, kebutuhan akan penguasaan, kebutuhan akan kebebsan, dan kebutuhan akan kesenangan.
5. Untuk mengatasai masalah indisiplin pada diri siswa ini guru diberikan lima posisi kontrol pada materi yang saya pelajari ini, antaralain : Penghukum, Pembuat Orang Merasa Bersalah, teman, Monitor/Pemantau, Manajer.
6. Untuk mengatasi atau menyelesaiakan masalah siswa yang indisiplin atau bermasalah adalah dengan cara restitusi. Pada restitusi ini siswa diberi solusi secara berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah, sehingga membantu siswa untuk mememenuhi kebutuhannya, mengatasi masalahnya, dan mencapai tujuannya. Dimana pada restitusi ini ada tiga yaitu Menstabilkan Identitas/Stabilize the identity, Validasi Tindakan yang Salah/ Validate the Misbehavior, Menanyakan Keyakinan/Seek the Belief.
Pada pembelajaran materi konsep budaya positif ini, menurut saya tidak ada hambatan yang signifikan. Hanya saja, karena materinya banyak, mungkin perlu penambahan waktu. Dengan penambahan waktu dimungkinkan untuk di kaji lebih mendalam lagi. Tetapi, pada hakekatnya ini bukanlah hambatan bagi saya.
Perasaan saya saat mempelajari materi ini sangat menarik, menantang, dan termotivasi lagi menjadi guru. Dimana, dengan memahami materi ini, saya menjadi lebih yakin dalam membina karakter- karakter siswa dalam disiplin positif. Saya dapat memahami faktor yang memicu munculnya masalah pada seorang siswa yaitu kurangnya kebutuhan dasar pada diri anak tersebut. Dengan mempelajari materi ini, saya memperbaharui aturan kelas yang saya buat dikelas menjadi keyakinan kelas. Dimana siswa diberi kesempatan untuk menuliskan apa yang merupakan keyakinan mereka dan menempelkan pada papan keyakinan kelas yang telah dibuat. Siswa pun menjadi semangat dan memahami apa yang merupakan keyakinan kelas mereka sebagai hasil dari sebuah kesepakatan bersama. Berikutnya juga, dikelas saya setelah mempelajari materi ini ternyata ada yang sama masalahnya pada kasus yang saya pelajari yaitu ada dua siswa laki – laki yang tidak mau menyelesaikan tugasnya, nilai mereka sangat kurang, dan saat ditanya mengapa tidak mau menyelesaikan tugas ? dan apa masalah mu yang membuat kamu tidak mau menyelesaikan tugas – tugas dari saya ? mereka hanya senyum – senyum saja. Dari kasus ini, berdasarkan materi yang saya pelajari, mereka kurang kasih sayang, dan kebebasan, oleh sebab iu saya mencoba dengan posisi kontrol teman dan manajer, dengan restitusi menanyakan keyakinan kelas yang telah dibuat. Dan akhirnya mereka mengaku ingin merubah sikapnya tersebut dengan lebih bertanggung jawab. Namun, menjadi PR yang besar bagi saya, karena akan terus memantau perubahannya. Ya... semoga ada perubahan. Jikapun tidak, mungkin salah dari saya sebagai gurunya dalam menerapkan konsep disiplin positif ini.
Jadi, dengan mempelajari eksplorasi disiplin positif ini saya berharap kedepannya menjadi guru yang dapat mengatasi masalah siswa dengan tidak menghukum mereka sebagaimana biasannya benar dan salah. Tetapi, lebih pada pemberian penyadaran dalam menumbuhan kesadaran diri, mengotrol diri sendiri, dan menentukan pilihan sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Adapun komentar fasilitator terhadap pengalaman saya ini adalah sebagai berikut :
Komentar
Posting Komentar