Pembelajaran Sosial Emosional, KSE

Pada kali ini, saya akan memberikan contoh, bagaimana menulis pada jurnal refleksi harian bagi calon guru penggerak. Adapun tehniknya adalah :

1.     Sebelum menulis pahami semua materi yang sedang dipelajari.

2.     Pahami permintaan dalam LMS (Learning Managemant Sistem) seperti pertanyaan – pertanyaannya.

3.     Tuangkan pikiran dalam bentuk tulisan

4.     Yang paling penting adalah , kaitkan dengan kondisi real dalam praktek ilmu yang sedang dipelajari tersebut.

Sebagaimana contoh pada tulisan saya berikut ini, yang pada akhir tulisan saya sertakan screenshoot komentar dari fasilitator saya.

 Yukk… ! selamat membaca contoh tulisan saya berikut ini !


Bismillah ….

 Pembelajaran Sosial-Emosional atau PSE adalah pembelajaran untuk mengembalikan kesadaran diri pada kondisi penuh kesadaran supaya dapat mencapai hidup yang sehat dan bahagia. Pembelajaran social emosional ini bertujuan melatih kepekaan social, pengelolaan diri, rasa empati, kemampuan komunikasi dan pengambilan keputusan yang tidak merugikan diri dan orang lain (penuh tanggungjawab).

Mengapa siswa dan guru perlu memahami kopetensi social – emosional?. Guru dan siswa dalam mempelajari materi ini adalah untuk dapat menentukan siapa dirinya, bagaimana dirinya, bagaimana bekerja dan bekerja dengan orang lain. tujuannya adalah bagaimana supaya dapat terkoneksi dengan semua orang, dapat belajar mengembangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terkoneksi satu sama lain yang pada akhirnya terjadi keseimbangan yang dapat melahirkan empati, kolaboratif, kreatif, dan mendengarkan.

Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa, setiap manusia dilandasi dengan berbagai masalah dalam kehidupannya. Tidak terkecuali siapa dia. Walau masalah tersebut dalam bentuk dan pengalaman yang berbeda – beda seperti cemas, khawatir, bimbang, kewalahan, menumpuknya pekerjaan, masalah keluarga, dan lain sebagainya. Begitupun kepada siswa, mereka juga memiliki berbagai masalah, yang tentu masalah yang menurut usia mereka seperti tugas yang banyak, hilangnya semangat belajar, stress, ketidak tercapaian apa yang diinginkan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, pembelajaran Sosial- Emosional sebagai salah satu tawaran atau solusi.

Dalam pembelajaran Sosial – emosional ini adalah bagaimana mengembalikan kesadaran penuh atau Mindfulness. Kesadaran penuh (mindfulness) menurut Kabat - Zinn (dalam Hawkins, 2017, hal. 15) dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan (The awareness that arises when we pay attention, on purpose, in the present moment, with curiosity and kindness). Ada beberapa kata kunci, yaitu: kesadaran (awareness), perhatian yang disengaja (on purpose), saat ini (present moment), rasa ingin tahu (curiosity) dan kebaikan hati (compassion). Artinya ada keterkaitan antara unsur pikiran (perhatian), kemauan (yang bertujuan), dan rasa (rasa ingin tahu dan kebaikan) pada kegiatan (fisik) yang sedang dilakukan.

Artinya adalah dari berbagi masalah yang dihadapi guru maupun siswa dapat dilatih yaitu latihan mengembalikan kesadaran penuh untuk menstabilkan emosi, supaya dapat berpandangan objektif, rasional, Focus, produktif, dan Memungkin mengambil keputusan yang tidak merugikan dirinya dan orang lain.

Mengapa masalah – masalah itu bisa ada ? apa penyebabnya ? dan bagaimana cara menyelesaikannya ?. Masalah – masalah tersebut datang disebabkan oleh masalah pribadi dan berdampak pada diri sendiri dan oranglain atau lingkungan sekitar. Hal tersebut dapat dijelaskan dalam table berikut ini :

Jenis Sosial - Emosional

Penyebab

Efek yang terjadi

Cara mengatasinya

Hasil yang diharapkan

Kesadaran Diri - Pengenalan Emosi

Perasaan tidak dihargai, kewalahan yang disebabkan oleh kesibukkan pekerjaan sendiri

Munculnya sikap subjektif, sehingga kurangnya rasa empati kepada orang lain.

Dengan melakukan teknis STOP (Berhenti, Tarik napas dalam, Amati, Lanjutkan)

mampu mengenali, memahami serta mengelola diri sendiri, dan juga

dapat melihat orang lain secara obyektif

Pengelolaan Diri – Mengelola Emosi dan Fokus untuk Mencapai Tujuan

Banyaknya pekerjaan (Tugas Terlalu Banyak)  sehingga bingung menentulkan yang mana yang harus diselesaikan atau memulainya.

Hasil dari yang dikerjakan kurang optimal , bahkan tidak produktif lagi.

Dengan melakukan teknis STOP (Berhenti, Tarik napas dalam, Amati, Lanjutkan)

Mengembalikan fungsi otak untuk dapat berkonsentrasi atau fokus, sehingga dapat menentukan memulai dari mana dalam pekerjaannya. Kembali produktif

Kesadaran Sosial - Keterampilan Berempati

Banyaknya pekerjaan (Tugas Terlalu Banyak)  sehingga bingung menentulkan yang mana yang harus diselesaikan atau memulainya.

Hasil dari yang dikerjakan kurang optimal , bahkan tidak produktif lagi.

Dengan melakukan teknis STOP (Berhenti, Tarik napas dalam, Amati, Lanjutkan)

 

Mengembalikan kesadaran penuh, supaya dapat objektif dan berempati.

Keterampilan Berelasi – Kerja Sama dan Resolusi Konflik

Perbedaan pendapat , dan perbedaan diksi yang digunakan, serta intonasi yang digunakan

Muncul perasaan tidak empatik, sehingga komunikasi tidak terjalin

(Antara bawahan dan atasan)

Dengan menggunakan gaya bahasa yang santun, komunikatif, pemilihan diksi yang tidak menyinggung dan merendahkan.

Muncul empatik dari komunikan, sehingga komunikasi dapat terjalin dengan baik dan tersambung dengan tujuan yang hendak dicapai

Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab

Kinerja setelah beberapa tahun bekerja menjadi guru di sekolah tersebut semakin

Menurun, atau kurang produktif.

Ingin berhenti bekerja, atau mengundurkan diri.

POOCH - Problem (Masalah), Options (Alternatif pilihan), Outcomes (Hasil atau

konsekuensi), Choices (Keputusan yang diambil)

Memungkin mengambil keputusan yang tidak merugikan dirinya dan orang lain.

Kapan S.T.O.P ini diterapkan kepada siswa, bagaimana caranya ?. Latihan kesadaran penuh melalui STOP ini dapat dilakukan secara rutin dan terintegrasi dalam pembelajaran. Kalau saya rutinya melakukan 2 kali seminggu bersama siswa setiap 15 menit sebelum melaksanakan pembelajaran yaitu pada hari Selasa dan Rabu. Sedangkan terintegrasi dengan pembelajaran setiap menemui masalah yang memang memerlukan latihan pengembalian kesadaran penuh.

Jadi, jadi seperti inilah pelaksanaan pembelajaran Sosial – Emosional ini saya terapkan dalam kelas dan sekolah saya. Untuk sementara , saya belum meluaskan latihan STOP dan POOCH seperti di sekolah untuk seluruh kelas. Karena, tujuannya adalah memantapkan dahulu kepada kelas saya yang nantinya sebagai Roll – Mode bagi siswa – siswa lainnya.

 Berikut tanggapan dari fasilitator, akan tulisan saya ini. saya akan tampilkan screenshootnya. 


Demikian tulisan saya ini, semoga memberi inspirasi atau mungkin ada manfaatnya. saya berharap feedback dari teman - teman pembaca yang budiman untuk komentar, saran dan sebagainya. terimakasih. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

menulis cerpen dengan 3 paragraf dalam sehari.

CARA MENGAJARKAN SISWA DALAM MENULIS PARAGRAF PROSEDUR DAN NARATIF

KONEKSI ANTAR MATERI HUBUNGAN ANTARA COACHING, PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL , PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DAN PERAN GURU PENGGERAK DALAM MENERAPKAN PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN.