Refleksi Minggu 10, Pembelajaran Berdiferensiasi




REFLEKSI MINGGUAN KE 10, PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Bismillah,,, 

Pada tulisan saya kali ini, saya menggunakan Model 5: Connection, challenge, concept, change (4C) yang dikembangkan oleh Ritchhart, Church dan Morrison (2011).  Adapun pertanyaan – pertanyaan kunci sebagai pemandu refleksi pada minggu ini adalah :

Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon Guru Penggerak?. Materi pada minggu ini adalah tentang pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan yang masuk akal yang dilakukan oleh guru untuk memenuhi kebutuhan murid. Namun, kebutuhan yang dimaksud bukan untuk memenuhi kebutuhan tiap – tiap individu, tetapi lebih pada menentukan tujuan pembelajaran yang jelas, merespond kebutuhan belajar murid, menciptakan lingkungan belajar yang mengundang minat  belajar murid, manajemen kelas yang efektif, dan penilaian yang berkelanjutan. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar murid. Adapun keterkainnya dengan materi sebelumnya adalah dengan pemetaan kebutuhan belajar dan gaya belajar murid guru berusaha memberikan pembelajaran yang memerdekakan sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, antara lain pendidikan yang sesuai dengan kodrat siswa. Dalam pembelajaran berdiferensiasi guru benar – benar menuntun tumbuh kembangnya peserta didik sesuai dengan kebutuhan siswanya. Sedangkan nilai dan peran guru penggerak adalah alat untuk mengembangkan wawasan guru dalam meluaskan jangkauan wawasan dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi ini.

Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang Anda jalankan selama ini?. Tentu ada bahkan banyak sekali. Karena selama ini, walaupun saya sudah pernah mempelajari tentang gaya belajar siswa, tetapi saya memahami bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah memberikan pembelajaran yang berbeda kepada seluruh siswa secara masing – masing. Jika, siswanya terdari dari 37 orang, maka terdapat 37 variasi yang harus disiapkan dan diterapkan guru dalam kelas dalam satu kali pertemuan. Ini sangat melelahkan, sehingga selama ini, pembelajaran berdiferensiasi tersebut hanya berjalan sekitar 25% saja jika diperkirakan. Ini artinya penerapan pembelajaran berdiferensiasi di sekolah masih sangat kurang. Sementara pembelajaran berdiferensiasi tersebut sebagaimana yang saya sampaikan pada paragraf pertama.

Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi Guru Penggerak?. Konsep – konsep penting yang saya pelajari pada pembelajaran kali ini adalah :

1.     Diferensiasi konten, merupakan tanggapan terhadap kesiapan belajar murid yang berbeda, minat belajar, dan profil belajar murid yang berbeda, atau kombinasi dari kesiapan belajar – minat – dan profil belajar. Kesiapan belajar yang dimaksud adalah berkaitan dengan bagaimana menentukan jenis informasi yang akan diberikan berupa dasar – dasar, fakta umum, dan informasi sebagai level dasar. Sehingga terjadinya transformasi siswa pada kesiapan akan ide – ide baru melalui pertanyaan – pertanyaan pemandu. Begitupun dengan minat, maka guru bagaimana memetakan kebutuhan belajar siswa seperti verbal, auditori, dan kinstetik.

2.     Diferensi proses, yaitu tentang bagaiamana murid memahami, memaknai informasi yang diperoleh, bagaimana memenuhi kebutuhan siswa. Caranya adalah menyediakan kegiatan berjenjang, menyediakan pertanayaan – pertanyaan pemandu, menyediakan sudut – sudut minat di dalam kelas, memvariasikan lamanya waktu dan mengembangkan kegiatan bervariasi seperti visial, auditori, dan kinestetik.

3.     Diferensiasi produk, tentang apa yang diharapkan murid. Semua hasil kerja atau karya murid benar – benar mencerminkan pemahamannya. Cara mempraktikannya adalah guru mempertimbangkan kebutuhan murid baik individu, maupun kelompok selama periode waktu tertentu. Untuk menghasilkan produk berkualitas dapat memberikan tantangan, variasi , memberikan pilihan ekspresi pembelajaran yang diinginkan siswa sesuai dengan minat mereka. Dan juag guru perlu mengkomunikasikan indicator yang hendak dicapai dalam suatu pembelajaran.

 

Intinya adalah pembelajaran berdiferensiasi bukan pembelajaran yang memberikan pelayanan sesuai kebutuhan individu murid. Tetapi, pembelajaran yang dapat memetakan kebutuhan belajar murid sesuai dengan tumbuh kembang mereka. Dalah hal ini, guru dapat merancang scenario pembalajarn yang dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa. Untuk melakukan itu, guru perlu memahami dan memetakan  kesiapan belajar murid, minat, dan profil belajarnnya.

Lingkungan yang positif sangat mendukung pembelajaran berdiferensiasi. Lingkungan belajar yang positif adalah lingkungan yang menciptakan kelompok belajar sehingga tumbuh rasa saling menghargai, menghormati, satu sama lain sehingga tercipta rasa aman, nyaman baik secara fisik maupun psikis baik juga antar sisiwa dengan guru, maupun antar siswa.

Apa perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi pada hari ini? Adapun perubahan yang ingin saya lakukan adalah melakukan pemetaan kebutuhan belajar siswa dan gaya belajar siswa melalui identifisi kebutuhan dan gaya belajar. Adapun caranya adalah dengan kuisioner gaya belajar, membuat bagan gaya belajar siswa, dan memberikan pelayanan pembelajaran sesuai dengan keutuhan belajar dan gaya belajar siswa. Supaya dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kodrat mereka, sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran yang diterapkan.

 

Demikian refleksi dari saya semoga sesuai dengan ekspetasi tim penilai. Salam dari saya Erdin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

menulis cerpen dengan 3 paragraf dalam sehari.

CARA MENGAJARKAN SISWA DALAM MENULIS PARAGRAF PROSEDUR DAN NARATIF

KONEKSI ANTAR MATERI HUBUNGAN ANTARA COACHING, PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL , PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DAN PERAN GURU PENGGERAK DALAM MENERAPKAN PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN.