Filosofi Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

 KONEKSI ANTAR MATERI

 

Filosofi Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

Oleh : Erdin, S.Pd.

 

Ki Hajar Dewantara adalah Tokoh Nasional dalam bidang pendidikan. Pemikiran – pemikarannya sangat baik dalam meningkatkan mutu pendidikan. karena pendidikan yang beliau ajarkan memberikan ruang bagi siswa untuk bereksplorasi secara bebas sesuai dengan kodratnya. Adapun hal – hal positif dari pemikiran KI Hajar Dewantara terkait dengan pendidikan yang dapat saya pahami yaitu  pengajaran. Pengajaran adalah proses memberikan informasi bermakna bagi peserta didik, dan kedua adalah Pendidikan.   pendidikan adalah menuntun peserta didik pada keselamatan dan kebahagiaan.

Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan tempat persemaian benih – benih pendidikan, sebagai kunci terciptanya manusia yang beradab, sebagai ruang untuk berlatih, dan tempat tumbuhnya nilai – nilai kebudayaan yang dapat di wariskan. Pendidikan itu dinamis yaitu harus terus bergerak sesuai dengan kodratnya yaitu kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam adalah pendidikan disesuaikan dengan kondisi lokal budaya setempat. Dalam arti pendidikan harus mengangkat nilai – nilai luhur budaya setempat. Sedangkat kodrat zaman adalah pendidikan disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Filosofi Ki Hajar Dewantara dapat di gambarkan sebagai berikut :



Ilustrasi grafis diatas dapat juga di gambarkan dengan uraian puisi berikut :

Wahai Guru

Karya Erdin

 

Wahai guru

Tempatkan aku disanubari mu

Sebagaimana engkau mencintai diri dan pribadi mu

Begitulah engkau memberikan tempat bagi ku

 

Wahai guru

Kami ini unik

Satu sama lain berbeda

Maka, pahamilah

 

Wahai guru

Jika, kami ibarat benih – benih

Janganlah engkau rawat kami

Sebagaimana engkau merawat satu benih

 

Wahai guru

Berikanlah kami ruang

Yang dapat memberikan kami kesempatan

Untuk bereksplorasi sesuai kodrat kami menuju sebuah peradaban

 

Wahai guru

Jadilah engkau GPS

Yang senantiasa menuntun kami

Menuju tujuan hidup yang membahagiakan dan keselamatan sesuai peradaban kami

 

Wahai guru

Aku tahu tugas mu berat, seberat beban dipundak pikulan mu

Tapi, ketahuilah

Jika engkau tahu caranya, pasti kebahagiaan yang kau dapatkan

 

Wahai guru

Ajarkan kami kebijaksanaan

Untuk masa depan kami

Melalui perpaduan budi dan pekerti

Wahai guru

Aku membutuhkan teori

Tapi praktek lebih ku butuhkan

Agar aku tahu, aku mengerti, aku paham, dan aku juga bisa melakukannya

 

Wahai guru

Kami tidak bisa menghindari berbagai budaya di dunia

Maka tuntunlah kami

Untuk tidak melupakan budaya kami, di mana sebenarnya kami berasal

 

Wahai guru

Kini dunia telah terbuka, jalan dan lorong pun terbuka

Ibarat jendela rumah kami yang semua terbuka

Maka, berikanlah cara ataupun alat untuk menyeleksi mana yang pantas bagi kami

 

Wahai guru

Kami tancapkan harapan ini di sanubari mu

Dengan harapan

Engkau memberikan kami peta, memberikan kami cara, memberikan kami alat, menunjukan kami jalan, agar kami dapat mengetahui mana yang sesuai dengan agama kami, dan budaya kami, demi kebahagiaan serta keselamatan di masa yang akan datang.

Dari grafis dan puisi di atas, dapat di jelaskan bahwa pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah :

1.     pendidikan itu benar – benar memberikan “Merdeka Belajar”.

Pendidikan yang merdeka dalam belajar adalah anak – anak di beri ruang untuk bermain bahkan juga dengan gurunya ikut bermain. Tujuannya adalah untuk memberikan dukungan kepada siswa supaya tercapai kebahagiaan. Pendidikan dalam merdeka belajar kedua adalah memberikan kebebsan bagi siswa belajar sesuai dengan potensinya. Artinya siswa di beri ruang berlatih sesuai dengan bakat dan minat yang ia miliki.

Pendidikan yang merdeka juga tidak memberikan hukuman atau Punishment secara fisik yang berat, tetapi hukuman fisik yang ringan atau lebih pada hukuman non fisik. hukuman fisik  bisa di ganti dengan pembinaan dalam memberikan kesadaran kepada siswa sehingga mereka sadar akan akibat dari perbuatannya, baik untuk dirinya, maupun kepada orang lain.

 

2.    Pendidikan perlu berdasar pada prinsip – prinsip pendidikan itu sendiri

Prinsip pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara ada tiga yaitu Kontinuitas, Konvergensi, dan konsentris. Maksudnya adalah pendidikan itu menciptakan keselarasan atau harmoni untuk memanusiakan manusia sesuai dengan kodrat keadaannya, serta selalu bergerak untuk berubah sesuai zamannya.

3.    Keseimbangan Budi Pekerti untuk menciptakan manusia yang bijaksana

Pendidikan itu diharapkan adanya perubahan budi dan pekerti. Dengan perpaduan budi dan pekerti diharapkan dapat menciptakan manusia yang penuh dengan kebijaksanaan. Kebijaksanaan ini dihasilkan dari olah cipta, olah rasa, olah karsa, dan olah raga.

4.    Pendidikan itu berhamba pada anak

Pendidikan yang berhamba pada anak itu adalah pendidikan yang memberikan pelayanan yang sebaik – baiknya dan setulus tulusnya kepada siswa. Guru perlu memberikan kasih sayang kepada muridnya seolah ia memberikan kasih sayang kepada anak kandungnya.

Dengan penerapan pola pendidikan yang berhamba pada anak, maka anak akan mendapatkan rasa nyaman dalam belajar sehingga ia memperoleh kemerdekaan dalam belajar

5.    Guru adalah penuntun dan bukan penuntut.

Disini guru di ibaratkan petani atau tukang kebun dan siswa ibarat benih – benih. Guru dalam memberikan pendidikan atau mengajar tentu perlu memahami perbedaan - perbedaan siswanya. Ibarat benih jagung, kedelai, dan ketela petani tidak mungkin memaksa jagung untuk tumbuh sebagaimana Kedelai tumbuh, petani hanya menuntun saja sesuai dengan kodrat dari tumbuhan – tumbuhan tersebut. Begitu juga yang di lakukan kepada siswa – siswanya guru perlu memahami perbedaan karakter, kemampuan siswanya, sehingga guru dapat memberikan tuntunan sesuai dengan kodrat yang di miliki siswanya.

6.    Pendidikan di sesuaikan dengan kodrat keadaan.

Kodrat keadaan ada dua yaitu kodrat alam dan zaman. Kodrat alam adalah pendidikan disesuaikan dengan kondisi lokal budaya peserta didik. Tidak mungkin pendidikan itu sama bagi anak – anak yang tinggal di pesisir pantai dengan anak – anak pada dataran tinggi atau perkotaan. Maksaudnya adalah pola asuh, asah dan asihnya tentu berbeda sesuai dengan kultur budayanya.

 

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan menurut Ki Hajar dewantara adalah pendidikan yang dapat memberikan ruang bagi siswa untuk tumbuh dan berkembang serta bereksplorasi sesuai dengan potensinya, budaya lokalnya, dan zamannya. Dimana pendidikan tersebut dapat menciptakan insan – insan yang memiliki kebijaksanaan bagi dirinya, keluarganya, agamannya, masyarakat, bangsa dan negara.


Dari mempelajari modul Calon GUru Penggerak tentang Filosofi Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara saya memiliki kepercayaan bahwa siswa itu unik. unik dalam menentukan arah atau tujuan hidupnya. namun, disisi lain guru tetaplah menjadi GPS yang dapat menuntun mereka untuk mencapai tujuan - tujuan yang dimaksud. maka dari itu, di dalam kelas, saya sudah menggunakan istilah "MERRDEKA" belajar yaitu memulai dari diri sendiri berupa selalu memberikan pertanyaan - pertanyaan yang dapat memacu siswa untuk berpikir tetapi sesuai dengan potensi yang siswa miliki, Mengelaborasi Konsep berupa memberikan ruang untuk bermain, berdiskusi yang disesuaikan dengan materi yang sedang mereka pelajari. melakukan refleksi terbimbing seperti mereviw kembali materi yang sudah di pelajari, melakukan Diskusi, kerjasama untuk peningkatan pemahaman siswa yang di sebut dengan Ruang Kolaborasi, siswa menyelesaikan tugas - tugasnya secara mandiri (Demontrasi Kontekstual), dan melakukan koneksi antar materi pada hari berikutnya (ini bersifat sebagai reviw bagi saya dan siswa), dan Aksinya berupa siswa mengkomunikasikan hasil kegiatan yang pernah dilakukannya di depan kelas, atau menunjukan hasil karyanya. 

               Adapun yang perlu saya lakukan perubahan dengan segera adalah menerapkan pendidikan berhamba pada anak, pendidikan sesuai dengan kodrat kedaan, dan perubahan budipekerti. Bagaimana caranya ? 

Caranya adalah dengan memberikan kasih sayang kepada siswa, tidak memberikan hukuman fisik tetapi memberikan pemahaman akan akibat dari perbuatan siswa, mengangkat budaya budaya lokal sebagai semboyan pendukung pendidikan seperti "Maja Labo Dahu" (Malu dan taku berbuat salah, malu dan takut malas belajar, malu dan takut tidak berprestasi, dan sebagainya). 

                Adapun pengalaman menarik ataupun praktik baik yang sudah saya terapkan adalah saya memberikan tauladan berupa senantiasa memungut sampah jika menjumpainya. kemudian melakukan sosialisasi kepada siswa di kelas saya. dan ternyata ada tiga  siswa yang melakukan hal yang sama sebagaimana saya memungut sampah jika menemukannya. walaupun masih sangat jauh dengan kata maksimal, tetapi hal ini, sangat menggugah semangat saya untuk terus melakukan perbuatan positif tanpa harus berkoar - koar kepada siswa. tetapi, lebih pada pemberian contoh atau keteladanan, maka siswa akan dapat berubah budi pekertinya. 

Filosofi Pendidikan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

menulis cerpen dengan 3 paragraf dalam sehari.

CARA MENGAJARKAN SISWA DALAM MENULIS PARAGRAF PROSEDUR DAN NARATIF

KONEKSI ANTAR MATERI HUBUNGAN ANTARA COACHING, PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL , PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DAN PERAN GURU PENGGERAK DALAM MENERAPKAN PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN.