Menjadi Guru Masa Kini
MENJADI
GURU MASA KINI
Untuk menghadapi tantangan tersebut, guru dituntut
untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengolah kegiatan belajar mengajarnya
dalam kelas. Pengeloaan kegiatan belajar dan mengajar yang baik dan tepat
sasaran akan dapat membangkitkan semangat belajar siswa.
Disisi lain, dengan perkembangan jaman dan
derasnya arus globalisasi, pola pikir siswa sudah banyak berubah terutama cara
belajarnya. Maka dari itu, guru dituntut untuk mengajar dengan cara kekinian
yang sesuai dengan perkembangan jamannya demi merangsang semangat belajar siswa
– siswinya. Pemerintah pun sudah banyak berusaha untuk menyesuaikan dengan
perkembangan jaman. Dimana pemerintah merubah kurikulum yang menjadi acuan pola
asuh pendidikan di negaranya. Kalau di Indonesia sudah banyak kurikulum yang
diubah seperti kurikulum 1975, kurikulum 1986, kurikulum 1995 atau lebih
dikenal CBSA, kemudian berubah ke kurikulum KBK (2003), kurikulum KTSP atau
kurikulum 2006, dan kemudian kurikulum 2013 lebih pada pengemnbangan sikap
seperti sikap spiritual, sosial dan kinerja. Setiap kurikulum memiliki harapan
dan komponen sistem target yang berbeda beda.
Melihat tantangan – tantangan yang berkembang
tersebut maka muncul pertanyaan – pertanyaan untuk mencari solusi nya seperti
bagaimana menjadi guru masa kini itu ? dan apa guru masa kini itu ?. Nah, dari
sini kita guru perlu mencari banyak referensi agar mampu menjawab tantangan –
tantangan tersebut.
Menjadi guru masa kini bukanlah hal yang mudah.
Karena guru di masa kini harus menguasai komputasi atau Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK). Dengan memiliki kemampuan TIK tersebut guru sudah bisa menyeimbangi
tuntutan jaman dalam pendidikan. Mengapa demikian ?. karena, dengan melakukan
pola asuh seperti itu akan mampu merangsang semangat belajar peserta didik yang
penuh dengan teknologi. Sekarang kita ambil beberapa ilustrasi :
Ilustrasi
1 :
“
Sekolah A melarang siswanya untuk menggunakan Android di sekolahnya yang
disebabkan oleh banyaknya efek negatif yang berada dalam android tersebut apabila
digunakan secara daring atau online. Namun,
diluar sekolah siswa – siswa banyak memanfaatkan Android untuk berselancar di
Internet dalam mencari materi – materi yang diberikan disekolahnya. Hal ini
kalau siswanya kurang kontrol dari orang tua dan lingungannya bisa menjadikan
siswa salah jalan karena banyaknya konten – konten seperti iklan – iklan yang
negatif di internet”.
Ilustrasi
2 :
“
Sekolah B tidak melarang siswanya menggunakan Android disekolahnya, dengan
syarat mengikuti aturan yang ada disekolah. Dimana androidnya hanya boleh
digunakan jika guru meminta untuk mengerjakan tugas secara daring dalam mencari
materi – materi yang sudah ditugaskan. Dimana dalam hal ini sekolah dan guru
sudah menyiapkan aplikasi – aplikasi yang akan digunakan oleh siswa nya.
Sehingga siswanya tidak tersesat pada saat daring di internet.”
Dari dua ilustrasi tersebut dapat kita ambil suatu
kesimpulan bahwa sekolah A menjadikan siswanya tidak leluasa dalam proses
pembelajaran. Sedangkan sekolah B sudah terarah pada pola penggunaan teknologi.
BERSAMBUNG ....
Komentar
Posting Komentar