DEMONSTRASI KONTEKSTUAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN
Erdin,
S.Pd./CGP Angkatan 3 Kota Bima/erdin68@guru.sd.belajar.id
Hidup
adalah masalah. Orang yang sukses adalah bukan orang yang mampu menghindari
masalah. Tetapi, orang yang sukses adalah yang mampu menyelesaikan masalahnya
sendiri. Sebagai calon guru penggerak tentu perlu memiliki pemahaman bagaimana
mengatasi masalah dan bagaimana mengambil keputusan dalam mempimpin
pembelajaran atau ia sebagai pemimpin. Karena pada hari – harinya tentu akan selalu
dihadapkan dengan masalah – masalah. Masalah yang dihadapi secara umum ada dua
yaitu masalah dalam situasi bujukan moral dan masalah dalam situasi dilemma etika.
Bujukan moral adalah serangkaian masalah yang melibatkan moral atau dapat mengandung
unsur pidana atau kriminalitas atau benar lawan salah. Misalnya , seorang
bendahara sekolah dibujuk oleh kepala sekolah untuk melakukan manipulasi
laporan dan itu dapat merugikan keuangan Negara. Maka, dalam konteks masalah
ini merupakan masalah dalam situasi bujukan moral. Masalah yang demikian sudah
jelas mengandung resiko sehingga cara penyelesaiannya adalah menolaknya karena beresiko pada hokum yang berlaku. Sedangkan, dilemma etika adalah masalah yang
membuat seseorang dilemma dalam menentukan ya atau tidaknya karena pada kedua
unsur masalah sama – sama benar atau disebut benar lawan benar. Misalnya,
seorang kepala sekolah ingin menggunakan pagu anggaran yang lain untuk
memperbaiki sarpras yang sudah rusak berat, karena sarpras tersebut memang
perlu diperbaiki untuk segera digunakan. Sedangkan bendara sekolah mengatakan
bahwa anggaran tersebut bukan untuk sarpras tetapi untuk kegiatan kesiswaan. Dalam
masalah ini akan terjadi dilemma etika. Karena kedua kondisi yang sama – sama benar.
Kepala sekolah juga benar karena memperbaiki sarpras untuk segera digunakan
adalah benar. Sedangkan bendahara sekolah juga benar. Karena dana tersebut
diperuntukan untuk kegiatan kesiswaan. Dalam hal ini, yang menjadi dilemma adalah
seorang bendahara sekolah. Apakah ia harus memberikan anggaran tersebut untuk
memperbaiki sarpras atau mempertahankan untuk kegiatan kesiswaan. Untuk
mengatasi masalah pada dilemma etika yang terjadi antara kepala sekolah dengan
bendahara sekola terkait penggunaan anggran maka, bendahara sekolah yang
mengalami dilemma perlu memahami 4 paradigm pengambilan keputusan , dan 3 prinsip
resolusi pengambilan keputusan, serta 9 langkah pengambilan keputusan
(pengujian keputusan yang diambil).
Apa
itu 4 paradigm pengambilan keputusan , dan 3 prinsip resolusi pengambilan
keputusan, serta 9 langkah pengambilan keputusan (pengujian keputusan yang
diambil) ?. Empat paradigm pengambilan keputusan tersebut antara lain :
1.
Paradigma
individu lawan masyarakat (Individual vs Community)
2.
Paradigma
rasa keadilan lawan rasa kasihan (Justice
vs Mersy)
3.
Paradigma
kebenaran lawan kesetian (Truth vs Loyalty)
4.
Paradigma
jangka pendek lawan jangka panjang (short
term vs long term)
Adapun tiga prinsip resolusi
dalam pengambilan keputusan adalah :
1.
Berpikir
Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
2.
Berpikir
Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
3.
Berpikir
Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Sedangkan Sembilan langkah –
langkah pengambilan keputusan meliputi :
1.
Mengenali
nilai-nilai yang saling bertentangan
2.
Menentukan
siapa yang terlibat dalam situasi
3.
Mengumpulkan
fakta-fakta yang relevan dengan situasi
4.
Pengujian
benar atau salah yang meliputi :
a.
Uji
legal (berkaitan dengan landasan yuridis)
b.
Uji
Regulasi/Standar Profesional (berkaitan dengan kode etik)
c.
Uji
Intuisi (berdasarkan perasaan)
d.
Uji
Publikasi (berdasarkan pandangan kyalayak ramai)
e.
Uji
Panutan/Idola (berdssarkan pandangan orang yang diidolakan, keluarga dan
sejenisnya)
5.
Pengujian
Paradigma Benar lawan Benar (berkaitan dengan empat paradigm mana yang sesuai
dengan masalah yang dihadapi)
6.
Melakukan
Prinsip Resolusi (menentukan keseuaian dengan tiga prinsip , untuk pengambilan
keputusan yang akan diambil)
7.
Investigasi
Opsi Trilema (berkaitan dengan pilihan lain yang tak terduga)
8.
Buat
Keputusan (disini keputusan akan ditentukan atau sudah ditentukan dalam sebuah
keputusan)
9.
Lihat
lagi Keputusan dan Refleksikan.
Dari uraian paradigma , prinsip,
dan Sembilan langkah pengambilan keputusan tersebut, maka dapat kita contohkan
pengambilan keputusan terkait kasus yang dihadapi bendahara sekolah terhadap
permintaan kepala sekolah diatas dalam bentuk table berikut ini :
No. |
Sembilan langkah pengambilan keputusan |
Uraian Pengambilan keputusan |
0. |
Masalah |
seorang
kepala sekolah ingin menggunakan pagu anggaran yang lain untuk memperbaiki
sarpras yang sudah rusak berat, karena sarpras tersebut memang perlu
diperbaiki untuk segera digunakan. Sedangkan bendara sekolah mengatakan bahwa
anggaran tersebut bukan untuk sarpras tetapi untuk kegiatan kesiswaan. |
1. |
Nilai
– nilai yang salaing bertentangan |
Kejujuran,
integritas, kedisplinan, dan tanggungjawab |
2. |
Siapa
yang terlibat |
Kepala
sekolah dan Bendahar sekolah |
3. |
Fakta
– fakata yang relavan |
-
Kepala
sekolah inging menggunakan anggara yang masih ada untuk sarpras -
Sarpras
akan segera digunakan -
Bendahara
bingung -
Menurut
bendahara anggaran tersebut untuk kegiatan kesiswaan |
4. |
Pengujian
benar salah |
-
Berdasarkan
uji legal, kepala sekolah dan bendahara tidak melanggar hokum -
Secara
regulasi , kepala sekolah melanggar kode etik atau profesionalitas -
Secara
intuisi apa yang diharapkan kepala sekolah benar juga adanya -
Jika
keputusan yang diambil diekspos maka, tidak ada yang perlu dikwatirkan,
karena hanya masalah pelanggran kode etik, demi mempercepat perbaikan sarpras
yang riskan untuk diperbaiki dengan anggaran tersebut. -
Berdasarkan
panutan atau idola, kemungkinan apa yang diharapkan kepala sekolah juga baik
untuk diperguanakan siswa disekolah tersebut. |
5. |
Pengujian
benar lawan benar |
Paradigma
yang digunakan disini adalah rasa keadilan lawan rasa kasihan (Justice vs
Mersy) dan Paradigma jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) |
6. |
Prinsip
resolusi pengambilan keputusan |
Berpikir
Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) |
7. |
Investigasi
opsi trilema |
Mungkin
menunggu anggaran lain seperti Dana alokasi khusus (DAK), atau Dana Alokasi
Umum (DAU). |
8. |
Keputusan
yang diambil |
Mempergunakan
anggaran yang ada tersebut untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang segera
digunakan |
9. |
Refleksi |
Keputusan
ini berdasarkan hasil yang akan diperoleh, bahwa sarana dan prasarana
tersebut perlu juga untuk kegiatan siswa dan berbahaya bagi warga sekolah
jika dibiarkan. Toh, keputusan ini tidak merugikan keuangan Negara (Korupsi).
|
No. |
Jenis kegiatan |
Uraian Kegiatan |
Keterangan |
1. |
Kegiatan
awal |
Memberikan
suatu masalah yang melibatkan masalah bujukan moral dan dilemma etika kepada
rekan kerja atau pun siswa disekolah. Kemudian, meminta tanggapan mereka
bagaimana memutuskan masalah tersebut. Apa indicator pengambilan keputusannya
? Mengapa menggunakan indicator tersebut ? bagaimana dampak keputusan yang
diambil tersbut jika diekspose ke phublik ? dapatkah dipertanggungjawabkan ?
apakah tidak ragu bahwa keputusan itu salah ? dan seterusnya. (mempupuk
sikap rasa ingin tahu yang tinggi/memberikan tantangan) |
Sebagai
stimulus diberikan berupa lembar masalah untuk ditelaah bebas (bisa
disekolah, atau di rumah) dilaksanakan pada Rabu,16 Februari 2022 |
2. |
Rekan
sejawat |
Nunung
Lindasari, S.Pd. |
Pendamping
diskusi |
2. |
Peserta
sasaran |
Terdiri
dari 15 Pendidik dan tenaga kependidikan |
|
3. |
Pelaksanaan
|
Sabtu,
19 Februari 2022 |
|
4. |
Teknik
pelaksanaan |
Pembukaan |
Kepala
Sekolah |
Pelaksanaan
(Paparan materi, tanyajawab/diskusi, penugasan penyelesaian masalah berupa
pengambilan keputusan sesuai materi 4 paradigma pengambilan keputusan, 3
prinsip resolusi pengambilan keputusan, dan 9 langkah – langkah pengambilan
keputusan) |
CGP |
||
Penutupan |
CGP
dan Kepala Sekolah |
||
5. |
Refleksi
kegiatan |
Refleksi
bersama |
|
Demikian tulisan
ini saya sampaikan. Tulisan ini saya persembahkan sebagai tugas modul 3.1
Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran program pendidikan Guru
Penggerak, Calon Guru Penggerak angkatan 3 Kota Bima. Tulisan ini tentu
tidaklah sempurana sebagaiman yang diharapkan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang kontruktif akan sangat berguna demi pengembangan dan perkembangan
penulisan saya dalam blog Cahaya Pendidikan CGP ini. Terimakasih, wassalamualaikum warahmatullahi
wabarrakaatuh.
Salam CGP
angkatan 3 : Erdin, S.Pd.
Komentar
Posting Komentar