Refleksi Mingguan ke - 18


 REFLEKSI MINGGUAN KE - 18

  Bismillah,

Minggu ke 18 ini saya mendapat pengalaman baru yang sangat luar biasa. Wajar saja, karena saya diberi pengalaman dalam menguji berbagai model kasus dengan cara yang sesuai aturan. Sehingga, keputusan yang diambil menjadi keputusan yang kredible dan dapat dipertanggungjawabkan, baik secara legalitas, intuisi, maupun phublis. Hal ini dilakukan melalui penguasaan materi pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Adapun kegiatan – kegiatan yang dilakukan adalah memahami mana kasus yang bersituasi dilemma etika, dan mana kasus yang bersituasi bujukan moral. Kasus yang bersituasi dilemma etika mengandung makna sama – sama benar atau “benar lawan benar”. Sedang kasus yang memiliki lebih dari dua dilemma atau mengandung resiko banyak itu akan berdampak pada bujukan moral atau melibatkan hokum dan dapat berdampak pada kriminalitas. Kasus semacam ini disebut bujukan moral.

Setelah memahami dua jenis kasus tersebut calon guru penggerak diarahkan untuk mengambil keputusan terhadap situasi dilemma etika melalui 3 tahap yaitu penggunaan empat paradigma pengambilan keputusan yang bersandar pada tiga prinsip resolusi pengambilan keputusan, serta diperkuat dengan Sembilan langkah – langkah pengambilan keputusan. Empat paradigm pengambilan keputusan tersebut antaralain :

“Individu lawan masyarakat (individual vs community)”

“Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)”

“Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)”

“Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)”

Sedangkan, tiga prinsip resolusi pengambilan keputusan antara lain :

“Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)”

“Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)”

“Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)”

Ketiga prinsip tersebut menjadi prinsip dasar yang sering digunakan oleh manusia dalam hidupnya. Baik dilakukan secara sadar maupun secara tidak sadar. Walau masih banyak prinsip lain yang juga digunakan tetapi tiga prinsip ini menjadi dasar yang paling banyak digunakan oleh manusia selama ini.

Setelah melewati prinsip ini, keputusan dari kasus diambil perlu melawati uji kasus dengan Sembilan langkah pengambilan keputusan. Sembilan langkah tersebut adalah mengenali nilai – nilai yang bertentangan dengan diri dan sikap yang diambil, kemudian menentukan siap saja yang terlibat didalam kasus yang sedang diamati atau diuji, mengumpulkan fakta – fakta yang sesuai dengan kasus yang diamati, menguji benar dan salah melalui (uji legal, uji regulasi/stabdar professional, uji intuisi atau nilai yang diyakini diri, uji phublis, uji panutan atau idola), kemudian uji benar lawan benar yang memuat pilihan empat paradigm dalam pengambilan keputusan, kemudian mendikte dengan tiga prinsip resolusi, dilanjutkan investigasi opsi trilema, baru memutuskan keputusan apa yang akan diambil, namun, keputusan tersebut perlu dilihat lagi dan direfleksikan lagi keabsahannya.

Penguasaan materi ini juga diperkuat dengan diskusi dengan para Calon Guru Penggerak dalam satu kelompok besar yang dipandu oleh Bapak Fasilitator tentunya. Sehingga, semakin kuat dan dalamlah pemahaman yang dimiliki tentang konsep pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran ini. Namun saya sebagai peserta calon guru penggerak juga perlu bergerak bahkan menggerakkan untuk terus meningkahtkan pemahaman ini dengan cara berlatih sehingga menjadi kebiasaan ataupun kopetensi.

Adapun makna yang saya tangkap dari materi ini bahwa dalam mengambil sebuah keputusan tidak boleh tergesa – gesa atau hanya untuk sekedar menyelesaikan masalah dengan cara cepat. Namun, lebih dari itu yakni mencari bagaimana duduk perkara suatu masalah ataupun dilematika yang dihadapi sesuai dengan hakikat masalah tersebut. Sehingga keputusan yang diambil bukan keputusan yang abal – abal, yang membuat diri menyesal ataupun munyul keraguan dikemudian hari.

Manfaat materi ini dari yang saya tangkap adalah bahwa calon guru penggerak yang nantinya insyaallah dan mudah – mudahan menjadi guru penggerak dan pemimpin pembelajaran dalam mengambil sebuah keputusan merupakan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan dan validitasnya tinggi.

Sekian jurnal dari saya, wassalamualaikum warrahmatullahi wabarrakaatuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

menulis cerpen dengan 3 paragraf dalam sehari.

CARA MENGAJARKAN SISWA DALAM MENULIS PARAGRAF PROSEDUR DAN NARATIF

KONEKSI ANTAR MATERI HUBUNGAN ANTARA COACHING, PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL , PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI DAN PERAN GURU PENGGERAK DALAM MENERAPKAN PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN.