JURNAL REFLEKSI MINGGU 7
Pada minggu ini masih merupakan lanjutan dari minggu sebelumnya yaitu tentang merumuskan visi sebagai guru penggerak. Disamping itu tetap melaksanakan budaya positif yang sudah diprogramkan di kelas dan sekolah. Program saya adalah bagaimana menumbuhkan kemandirian dan kreatifitas peserta didik dalam menghadapi kehidupannya nyata. Adapun program budaya positif saya adalah menjemput sampah untuk hari – hari peserta didik saat dalam kelas ataupun saat bermain di luar kelas. Dan dalam satu kali dalam seminggu melaksanakan SAKSI (satu kresek satu siswa). Tujuan dari budaya positif ini adalah untuk membentuk karakter peduli terhadap lingkungan. Dimana, masalah samapah merupakan masalah yang urgensi di daerah kami termasuk di secara umum negara ku Indonesia. Saya sangat berharap dan sangat memimpikan budaya hidup bersih dengan bebas sampah ini. Maka, saya memulai membentuk budaya ini melalui pembiasaan – pembiasaan di sekolah dengan harapan melalui pembiasaan ini dapat terbentuknya karakter siswa sesuai dengan harapan.
Siapa yang terlibat dalam melaksanakan program ini ? tentu jawabannya adalah saya sendiri sebagai Calaon guru penggerak sebagai roll model bagi siswa dan guru – guru lain. Disamping saya mengajak juga atau menggerakkan komunitas interen di sekolah. Dengan melibatkan teman – teman guru dan kepala sekolah sebagai pennanggung jawab, program ini dapat berjalan dengan baik samapai sekarang.
Kemudian kami para CGP dalam Learning Management Sistem terus digenjot untuk menyelesaiakan tugas kami berupa bagaimana merumuskan visi yang kami mimpikan, dan bagaiamana kami memetakan kekuatan sebagai dasar merumuskan visi. Kemudian merumuskan visi tersebut dengan pendekatan BAGJA. Kemudian saya dapat merumuskan visi saya sebagai guru penggerak yaitu “ terbentuknya peserta didik yang berkepribadian pelajar pancasila”. Dari visi ini saya menguraikan lagi dengan pendekatan BAGJA untuk menentukan apa hal pertama yang saya lakukan ?, siapa yang akan terlibat ? bagaimana saya melaksanakannya ? setelah melakukan perumusan melalui pendekatan BAGJA saya dapat menentukan hal positif pertama yang dapat saya lakukan adalah memulai dengan hal sederhana berupa menjadi roll model dalam menerapkan budaya positif bagi pembentukan karakter siswa, memimpin pembelajaran yang mampu menumbuhkan kreatifitas dan kemandirian, serta akhlak dan sikap kolaboratif mereka.
Pada minggu ini juga kami masuk pada Loka Karya 2. Pada Lokakarya ini kami dilatih untuk memahami bagaimana merintis, menumbuhkan, dan merawat komunitas praktisi. Materi ini sangat menarik bagi kami. Karena dengan materi ini sangat memberikan pemahaman bagi kami dalam
Dari pengalaman – pengalaman belajar diatas pada minggu ini. Dapat saya simpulkan bahwa guru penggerak harus terus bergerak dan menggerakkan. Terus mengimplementasikan budaya postif, menciptakan pembelajaran yang menarik dan mengasah kreatifitas peserta didik dalam menyiapkan mereka menghadapi masa depan secara konkrit yaitu keselamatan dan kebahagiaan.
Untuk mewujudkan itu semua dalam mengatasi, memecahkan sebuah masalah yang dihadapi tentu guru penggerak butuh wadah untuk shareng, berdiskusi, menyampaiakan praktik baik dari apa yang dilakukannya. Wadah tersebut adalah komunitas praktisi interen. Komunitas praktisi ini tentu perlu dirintis, ditumbuhkan, dan dirawat jika sudah tumbuh, supaya dapat menjadi besar dan berkembangbiak menyerbarkan benih – benih kesuksesan dalam membangun pendidikan yang out put nya adalah siswa yang penuh kebijaksanaan, kebahagiaan dan keselamatan hidup dimasa yang akan datang.
Time created: Saturday, 2 October 2021, 11:08 PM
Last edited: Saturday, 2 October 2021, 11:08 PM
Komentar
Posting Komentar